Istiqomah bersama Al-Quran membuat kita ditarik untuk senantiasa bersamanya (Al-Quran).
Menghabiskan waktu untuknya. Bukankah itu lebih baik dibandingkan umur dibuang untuk hal yang tidak berguna (sebab, hakikatnya umur itu sangat berharga).
Biarkanlah aku dibawa olehnya sebab aku ingin terbawa dengan alur-alurnya (Al-Quran).
Waktuku habis untuknya
Obsesiku tercurah padanya
Aku jalani
sebab aku adalah pelayan Al-Quran (Khadimul Quran).
Saat adzan subuh berkumandang
aku sadar umur makin berkurang
Aku tersenyum sebab sesudah shalat aku langsung berkhidmat di hadapannya
Al-Quran di tengah Keluarga
Ini bukan cerita. Ini bukan sekedar teori, tetapi benar-benar hadir dalam kehidupan kami setiap hari. Dari mulai subuh sampai dzuhur (disela makan pagi dengan roti), kemudian diteruskan dari Ashar sampai 21.00 WIB, kami bersama dengan Al-Quran. Anak-anak sangat semangat, Kak Putri (Kelas 6 SD), Kak Alya (TK), dan Muhammad Azmi (4 tahun), dibimbing oleh Bunda dan Papa.
Mimpi yang menjadi kenyataan, teringat ketika anak pertama masih usia 4 tahun, kami bertekad bahwa ingin anak-anak kami menjadi penghafal Al-Quran semuanya.
Kini, sesudah bertahun-tahun dilalui, Alhamdulillah, obsesi itu semakin mendekati kenyataan. Kak Putri (Kelas 6 SD) telah hafal 16 Juz, Kak Alya (TK) 15 Juz, dan Deazmi sedang menghafal Juz 30.
Atas izin Allah, selama kami membimbing anak-anak, semuanya diberikan kesehatan dan waktu luang dari Allah Taala. Kami yakin Al-Quran sebagai mukjizat akan memberikan berbagai keistimewaan dimana kami sangat merasakan tersebut.
DAI210820021
Jakarta, 21 Agustus 2021
Comment