by

Dudi Akasyah: Studi Literatur Tentang Pendidikan, Ilmu Pendidikan Menurut Para Ahli

STUDI LITERATUR TENTANG PENDIDIKAN

Ilmu Pendidikan Menurut Para Ahli

oleh:

Dudi Akasyah (Jakarta, 2012)

 

Bismillahirrahmanirrahim

Pendidikan merupakan suatu proses transfer ilmu dari guru kepada murid. Guru bisa dipahami lebih luas, demikian juga ilmu dan murid. Ilmu dapat dilihat secara multidimensi. Demikian juga murid dapat dipahami secara luas. Yang pasti, yang dinamakan “ilmu” ia selalu dipandang tinggi, mulia, dan terhormat sehingga siapapun yang berkaitan dengannya maka ia akan dibawa menuju derajat tinggi, sesuai dengan kedudukan ilmu yang secara kodrati adalah kemuliaan.

Penulis berupaya untuk mengenal dunia pendidikan, mempelajarinya, mendalaminya, dan mudah-mudahan dapat memberi kontribusi untuk dunia pendidikan. Oleh sebab itu, untuk mengenal pendidikan maka terlebih dahulu perlu mengetahui apa itu pendidikan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

Pada Hari Kamis, 26 Muharam 1434 H/13 Desember 2012 M, saya dan anak saya (Putri Aisya Akasyah) datang ke Perpustakaan Nasional yang berada di Jalan Merdeka, di sana saya menulis beberapa catatan pendidikan yang diambil dari berbagai buku. Sedangkan anak saya asyik bermain dan membaca buku di ruang anak-anak.

Kondisi perpustakaan yang nyaman membuat saya betah berlama-lama di sana, mulai jam 10.00 sampai jam 16.00 WIB. Alhamdulillah. Semoga studi literatur ini bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi para pembaca yang memiliki kepentingan terhadap dunia ilmu, dunia pendidikan…

LITERATUR 1          —————————–

Arti pendidikan

Pendidikan menurut John Dewey adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pertumbuhan. Stela Van Petter Henderson mengatakan bahwa pendidikan adalah kombinasi dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial (hlm. 112).

Memudarnya nilai budi pekerti peserta didik adalah diakibatkan oleh (1) Perkembangan dunia maya (2) Krisi tauladan dari senior dalam berperilaku sosial (3) Kebebasan berperilaku tanpa terkendali (hlm. 125).

Sumber:

Muhammad Rosyid, MPd, Kebudayaan dan Pendidikan, Cet. 1, Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2009

LITERATUR 2          ———————————

Essensi Belajar

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif mantap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman (Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology, 1978) dikutip oleh Drs M Dalyono (2005).

Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, perubahan itu harus relatif mantap (p. 213).

Sumber:

Drs. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Cet. III, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

LITERATUR 3          ——————————-

Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, dan nilai-nilai dalam rangkat pengembangan diri anak didik (P. 4).

Sumber:

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Cet 3, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

LITERATUR 4          ——————————

Peranan Keluarga

Prof. Dr. Sikun Pribadi (1981) menyatakan bahwa lingkungan keluarga sering disebut sebagai lingkungan pertama dalam pendidikan.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yng bersifat informal dan kodrati. Lahirnya keluarga sebagai lembaga pendidikan semenjak manusia itu ada.

Sumber:

Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Cet. 4, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.

LITERATUR 5          ——————————-

Peranan Keluarga

Ayah dan ibu merupakan contoh, tauladan, dan guru lahir dan batin bagi anak-anaknya (hlm. 13)

Sumber:

HM. Nasrudin Anshoriy dan GKR Pembayun, Pendidikan Berwawasan Kebangsaan, Cet 1, 2008, Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara, 2008.

LITERATUR 6          —————————

Pendidikan secara filosofis

Plato (427-346 SM) menyatakan bahwa pendidikan ialah mengasuh jasmani dan rohani supaya sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin dicapai.

Aristotle (384 – 322 SM) menyatakan bahwa pendidikan ialah menyiapkan akal pikiran untuk mendapat ilmu pengetahuan, sebagaimana menyediakan tanah untuk tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman.

Herbert Spencer, filsuf berkebangsaan Inggris (1820-1903 M), pendidikan ialah menyiapkan manusia supaya hidup dengan kehidupan yang sempurna.

Immanuel Kant, filosuf Jerman (1724-1804 M) pendidikan ialah membawa manusia ke arah kesempurnaan yang mungkin dicapai.

James Mill, filosuf Inggris (1773-1836 M), pendidikan ialah menyiapkan seseorang supaya dapat membahagiakan dirinya dan orang lain.

Jean Jacques Rousseau, ahli didik dan politik kebangsaan Prancis (1712-1778 M) menyatakan bahwa pendidikan itu memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa (p. 6).

Prof. Dr. Mahmud Yunus menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk kecerdasan perseorangan dan untuk kecakapan mengerjakan pekerjaan.

Sumber:

Prof. Dr. Mahmud Yunus, Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 2006.

LITERATUR 7          ————————

Indikator Tujuan Pendidikan

Indikator tujuan pendidikan terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu:

1.Hubungan dengan Tuhan, beriman dan bertakwa

2.Pembentukan kepribadian, mencakup: budi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas dan kreatif.

3.Bidang usaha, mencakup: terampil, disiplin, beratos kerja, profesional, bertanggung-jawab, dan produktif.

4.Bidang kesehatan, mencakup kesehatan jasmani dan rohani (p. 11)

Sumber:

Prof. Dr. Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, t.t.

LITERATUR 8          ——————————–

Urgensi Sekolah

Pendidikan sekolah atau kehidupan sekolah merupakan jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan masyarakat kelak (p.46)

Sekolah merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara (p.47)

Sumber:

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.

LITERATUR 9          ———————-

Kondisi Ruang Belajar

Jika kondisi sekolah dan ruang belajar layak dan memberi kenyamanan terhadap belajar siswa maka akan berdampak pada hasil belajar siswa (p.48)

Sumber:

Isjoni, Pendidikan sebagai Investasi Masa Depan, Cet.1, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006.

LITERATUR 10        ——————–

Ki Hajar Dewantara: Pendidikan sebagai Memanusiakan manusia

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia secara manusiawi. Anak didik seyogyanya dibimbing sesuai dengan kodrat alamnya (p.48)

Menurut KHD, seorang guru ibarat sumur yang jernih (sumber keilmuan yang harus ditimba) sedangkan murid ibarat musafir yang kehausan (p.49).

Sumber:

Ign. Gatut Saksono, Pendidikan yang Memerdekakan Siswa, Cet.1, Yogyakarta: Rumah Belajar Yabinkas, 2008.

LITERATUR 11         ————————

Pendidikan sebagai Tarbiyah

Prof. Dr. Nurcholish Madjid menyatakan bahwa makna pendidikan dinyatakan dalam kata-kata tarbiyah yang artinya “meningkatkan” atau membuat sesuatu lebih tinggi/mulia. Pendidikan menurut Al-Qur’an mengandung pernyataan bahwa dalam diri manusia terdapat bibit-bibit kebaikan (dalam Buku Ainurrofiq).

Saat manusia dilahirkan maka ia membawa potensi baik dan buruk. Kedua potensi itu akan mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri. Pengembangan secara maksimal potensi yang baik dan mengeliminir potensi buruk merupakan tugas dan tanggung-jawab pendidikan (p.43)

Sumber:

Dr. Ainurrofiq, MA., Pendidikan Multikultural, Cet. 1, Editor: Abdullah Hanif, Yogyakarta: Penerbit Inspeal, 2006.

LITERATUR 12        —————

Jangan Biarkan Anak Tumbuh Sendiri

Orang tua atau pendidik harus mendidik anak-anaknya, jangan biarkan anak-anaknya tumbuh sendiri. Tanpa didikan maka anak akan tumbuh ke arah pemuasan dorongan nafsu yang sudah tentu banyak bertentangan dengan apa yang berlaku dan dikehendaki masyarakat (p.10)

Sumber:

Drs. Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan: Teoretis dan Praktis, Cet.17, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

LITERATUR 13        ——————-

Pendidikan dan Kehidupan

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang selalu ingin berkembang dan berubah ke arah yang lebih baik (p.65)

(Sam M. Chan dan Tuti T. Sam, Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007).

Defenisi pendidikan, Pendidikan merupakan suatu usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana, dengan maksud mengubah tingkah laku ke arah yang diinginkan

(WP. Napitupulu, Guru dan Mutu Pendidikan, Makalah Lokakarya, Bali, 17-21 Juni 2002, hlm.1, dikutip oleh Sam M Chan dan Tuti T Sam….)

LITERATUR 14        ————————

Mengembangkan norma baru

Anak dan remaja mengembangkan norma-norma baru karena adanya interaksi dengan orang lain (p.10)

Sumber:

Dr. C. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, Cet.1, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.

LITERATUR 15        ———————–

Hak Anak

Anak kecil belum mempunyai kewajiban, tetapi dia sudah mempunyai hak, seperti hak dipelihara, hak diberi makan yang bergizi, hak dilindungi, dan hak mendapat pendidikan (p.63)

Sumber:

Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Cet.3, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

LITERATUR 16        ————————

Pendidikan Moral adalah Moral Pendidikan

Pendidikan Moral adalah Moral Pendidikan artinya moral pendidikan adalah nilai-nilai yang terkandung secara built in dalam setiap ilmu pengetahuan, seperti built in-nya perasaan, pikiran, rasa lapar, bahagia, atau sedih dalam diri manusia.

Sumber:

Dr. Mursidin, MPd, Moral, sumber Pendidikan, Editor: A. Komarudin, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011.

LITERATUR 17        ———————

Tujuan Pendidikan

Dewey (dalam Kohlberg, 1977) menyatakan bahwa pada dasarnya tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan intelektual dan moral (p.42)

Sumber:

Dr. Sjarkawi, M.Pd., Pembentukan Kepribadian Anak, Cet.1, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.

LITERATUR 18        ———————-

Pendidikan Global

Pendidikan global merupakan pengajaran dan pembelajaran dengan perspektif global sebagai berikut :

–          Mengenalkan saling ketergantungan dan keterkaitan antara isu-isu, daerah, masyarakat, tempat, sistem, dan waktu.

–          Meningkatkan pemahaman isu-isu global seperti pembangunan berkelanjutan, pengelolaan lingkungan, dan perdamaian.

–          Bekerja sebagai bagian kewarganegaraan global yang aktif, bertanggung-jawab dan membangun sebuah dunia yang lebih damai, adil, dan berkelanjutan (p.6).

Sumber:

Laurence Peters, Pendidikan Global, a.b. Ririn Sjafriani, Jakarta: Indeks, 2011.

Judul Asli: Laurence Peters, Global Education Using Technology to Bring The World to Your Students, Washington DC: International Society for Technology in Education (ISTE), 2009.

LITERATUR 19        ———————-

Ciri-Ciri Pendidikan

Ciri-ciri pendidikan, yaitu:

a.       Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup

b.      Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai

c.       Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan, sekolah, dan masyarakat (formal dan non formal) (p.5)

Dr. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Cet.7, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

LITERATUR 20        ———————–

Pendidikan: Tempat bergantungnya harapan masyarakat

Masyarakat sangat menggantungkan harapan yang besar terhadap dunia pendidikan. Pendidikan dapat dijadikan sebagai instrumen peningkatan kemajuan masyarakat (p.11)

Sumber :

Drs. H. Muhyi Batubara, MSc., Sosiologi Pendidikan, Cet.1, Jakarta: Ciputat Press, 2004.

**

Demikian oleh-oleh ilmu yang saya peroleh dari kunjungan ke Perpustakaan Nasional. Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan kepada Pemerintah Indonesia atas budi baiknya menyediakan Gedung Perpustakaan yang nyaman dan kondusif.

Pesan saya, semoga Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka jangan dipindah lokasinya, strategis lho. Kalau mendirikan perpustakaan di tempat sepi maka tidak akan ada orang yang mengunjungi. Tetapi kalau berada di jantung kota maka pecinta ilmu akan dimanjakan dengan buku dan ilmu pengetahuan. Bukan untuk kepentingan bisnis dengan keuntungan sesaat, namun demi kepentingan perpustakaan yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan investasi intelektual generasi di masa yang akan datang. Bravo Perpustakaan dan Bravo Indonesia.

Dengan hadirnya Perpustakaan di jantung ibukota semoga Indonesia akan semakin maju. Amin. Wa Allahu a’lam bi al shawab.

Jakarta, Kamis, 26 Muharam 1434 H/13 Desember 2012 M

Dudi Akasyah

Email: Sakinah2007@gmail.com

News Feed